BUKTI BAHWA SESEORANG DIPANGGIL UNTUK MENJADI PENDETA.
Pendeta adalah seorang hamba, yang telah
dipilih dan diasingkan Allah, dan telah mengosongkan diri demi panggilannya
tersebut rela. Richard M. Daulay, Mengenal
gereja Metodist Indonesia (Jakarta: Gunung Mulia, 2004),122.
2.
Menjadi
pendeta bukan karena kemauannya sendiri, tetapi hanya mengikuti rencana Tuhan.
Kalau ditanya mengapa menjadi pendeta,
sebenarnya saya sudah ditanya berulang-ulang. Saya tidak memilih menjadi
pendeta, saya juga tidak pernah mememiliki keinginan untuk menjadi pendeta.
Tetapi agaknya hidup saya membawa saya sedemikian rupa, sehingga saya
seolah-olah tidak punya pilihan lain selain menjadi pendeta. Saya juga tidak
tertekan menjadi pendeta. Barangkali itulah yang saya katakan tadi, oleh karena
saya harus merespon kebutuhan yang ada di depan saya. Kebutuhan di depan saya
seolah-olah menentukan saya supya menjadi pendeta.
Sebetulnya cita-cita saya bukan menjadi
pendeta. Tetapi tidak dalam arti yang negative. Justru saya mengemukakan itu
untuk mengatakan bahwa sekalipun saya pribadi tidak ingin menjadi pendeta, akan
tetapi saya menpunyai suatu keyakinan bahwa melalui sejarah hidup saya itu Tuhanlah
yang menempatkan saya untuk menjadi pendeta. Sehingga itu yang membuat saya
sebenarnya “cukup bisa bertahan sekian lama”, karena kependetaan saya ini tidak
terutama didasarkan oleh kemauan saya, kesenangan saya, hobby saya, cita-cita saya.
Tetapi saya merasa bahwa kalau ada yang disebut panggilan itu, inilah, seperti
yang diungkapan Tuhan Yesus mengenai Petrus … pada waktu itu orang akan
mengikat pinggangmu, dan membawa engkau kemana engkau tidak suka.” Didalam arti
itu, saya kira saya tidak perlu menceritakan secara biografis apa yang terjadi,
tetapi kalau saya menangkap maknanya itu demikian.
Saya melakukan sesuatu memang bukan
sekedar untuk mencari nafkah, bukan sekedar untuk mencapai apa yang saya
inginkan. Saya terutama menghayati tugas kependetaan saya itu sebagai bagian dari
respon saya terhadap panggilan Tuhan. Ed,
Mantin L. Sinaga, Trisno S Sutanto, Sylvana Ranti- Apituley, dan Adi Pidekso, Pergulatan
kehadiran Kristen di Indonesia: Tesk-tesk terpilih eka Darmaputera (Jakarta:
Gunung Mulia, 2005), 535-536.
3. Mendapat kuasa untuk membagikan
kasih Allah, mengabarkan firman Tuhan, dan memperbaiki tabiat, secara bertahap,
setelah menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah.
Bara api yang hidup itu melambangkan
kekudusan, sekaligus mewakili kuasa upaya hamba Allah yang sejati. Kepada
orang-orang yang benar-benar menyerahkan diri , Tuhan akan meletakan tangan-Nya
ke atas bibir mereka, kata yang di ucapkan ialah: Pergilah keladang tuaian. Aku
akan senantiasa menyertai engkau.
Pekerja yang sudah menerima persiapan ini
akan memiliki suatu kuasa yang baik bagi kebajikan dunia ini. Perkataannya benar, sungguh-sungguh dan
murni, sarat dengan rasa simpati dan kasih sayang; segala tindakanya benar dan
menjadi pertolongan serta berkat bagi orang yang lemah. Kristus akan selalu
menyertainya, mengendalikan pikirannya, perkataannya serta tidak-tanduknya. Ia
berjanji pada dirinya untuk mengalahkan kesombongan, rasa ingin terhadap milik
orang lain, dan sikap mementingkan diri sendiri. Sementara ia berusaha memenuhi
janji itu, ia memperoleh kekuatan rohani. Melalui hubungan dari hari kehari
bersama dengan Allah, ia menjadi perkasa di dalam pengetahuan atas kitab suci.
Persekutuanya dengan Bapa dan Anak; dan jika ia terus mengikuti kehendak ilahi,
semakin tangguhlah ia menyampaikan perkataan yang akan membimbing jiwa yang
tersesat kedalam kelompok kristus. Ellen.
G White, ed. Wilson Nadeak, dan JF. Manulang, Pelayan Injil (Bandung:IPH,
2012), 19.
0 Response to "BUKTI BAHWA SESEORANG DIPANGGIL UNTUK MENJADI PENDETA."
Post a Comment