-->

KUMPULAN KUTIPAN ROH NUBUAT MENGENAI POLITIK

Hentikan Kegemaran Terhadap Politik
            Guru-guru Alkitab di sidang dan sekolah kita tidaklah bebas menggabungkan diri menyatakan dengan terus-terang prasangkanya memihak atau melawan orang-orang politik atau tindakan politik, karena dengan berbuat demikian dia merangsang pikiran orang lain, membawa masing-masing membuat pendapatnya. Ada di antara yang percaya akan kebenaran bagi zaman ini, yang dengan demikian dirangsang menyatakan perasaannya dan politik yang lebih disukainya, sehingga dapat timbul perpecahan di dalam sidang.
            Tuhan menghendaki agar umat-Nya menguburkan soal-soal politik. Dalam soal ini berdiam diri lebih baik. Kristus mengajak pengikut-pengikut-Nya bersatu pada prinsip Injil yang sejati, yang terang dinyatakan di dalam firman Allah. Kita tidak akan dapat memberikan suara dengan aman untuk partai politik; karena kita tiada mengetahui siapa yang kita pilih. Kita takkan dapat melibatkan diri dengan aman dalam rencana politik.
            Mereka yang sungguh-sungguh orang Kristen akan menjadi carang pokok anggur yang benar, dan akan mengeluarkan buah yang sama dengan pokok anggur. Mereka akan bertindak seirama dalam persekutuan Kristen. Mereka tiada akan mengenakan lencana politik melainkan lencana Kristus.

Umat Allah Haruslah Memisahkan Diri dari Politik
            Jadi apakah yang patut kita lakukan? Tinggallah soal-soal politik. Ada kebun anggur yang luas yang harus dikerjakan, tetapi bila orang Kristen harus bekerja di antara orang yang tidak percaya, patutlah mereka itu tidak menyerupai orang duniawi. Mereka tidak patut menggunakan waktunya memperbincangkan soal politik atau pun melakukan soal-soal politik; karena oleh yang demikian mereka memberikan kesempatan bagi musuh masuk menimbulkan perbedaan dan ketegangan.
            Umat Allah haruslah memisahkan diri dari politik. Janganlah turut ambil bagian dalam pertentangan politik. Tinggalkanlah dunia dan hindarkan dirimu dari membawa masuk ke dalam sidang atau ke dalam sekolah ide yang akan menimbulkan pertentangan dan kekacauan. Perselisihan adalah racun moral yang disuntikkan ke dalam tubuh manusia yang mementingkan diri.[1]


Guru dan Pendeta Yang Terlibat Soal-Soal Politik
Harus Diberhentikan
            Guru-guru tersebut di gereja atau di sekolah yang memperkenalkan diri mereka sendiri melalui keberanian mereka dalam politik, harus dibebaskan dari pekerjaan dan tanggung jawab mereka tanpa menunggu-nunggu, karena Tuhan tidak akan bekerja sama dengan mereka.  Persepuluhan tidak boleh digunakan membayar siapa saja yang berbicara tentang masalah politik.  Setiap guru, pendeta, atau setiap pemimpin dalam barisan kita yang digerakkan dengan suatu keinginan untuk mengedarkan pendapat-pendapatnya terhadap masalah politik harus bertobat oleh kepercayaan dalam kebenaran atau meninggalkan pekerjaannya.  Pengaruhnya seharusnya menceritakan sebagai pekerja bersama Allah dalam menarik jiwa bagi Kristus, atau surat tugasnya harus ditarik daripadanya.  Jikalau ia tidak berubah maka ia akan mendatangkan bahaya dan hanya merusak...[2]

Sikap Yesus Terhadap Politik
Berkali-kali Kristus telah diminta untuk memutuskan pertanyaan undang-undang dan politik. Tetapi Dia menolak untuk mencampuri urusan duniawi. Dia tahu bahwa di dunia politik ada proses yang tidak adil dan tirani besar. Tetapi satu-satunya paparan yang Ia lakukan untuk menjawab masalah undang-undang dan Politik adalah proklamasi kebenaran Alkitab. Kepada banyak orang banyak yang mengikuti kemana Yesus pergi, Dia mempresentasikan murninya, kudusnya prinsip-prinsip hukum Allah serta berbicara tentang berkat yang ditemukan dalam mematuhi prinsip-prinsip ini. Dengan otoritas dari atas, Dia menegakkan pentingnya keadilan dan belas kasihan. Tetapi Dia menolak untuk terjerat dalam perselisihan pribadi. {9T 218.1}
      Kristus berdiri di dunia kita sebagai Kepala kerajaan rohani yang agung yang Dia datang ke dunia kita untuk menegakkan kerajaan kebenaran.  Isi dalam pengajaran-nya adalah membuat jelas prinsip-prinsip yang memuliakan dan menguduskan yang gunakan untuk memerintah kerajaan ini. Ia memperlihatkan bahwa keadilan, belas kasihan, dan kasih adalah kuasa yang mengendalikan di kerajaan Yehuwa[3]
Pemerintah di tempat Yesus tinggal bersifat bejat dan suka menindas, di mana mana terdapatlah ketidak adilan, pemerasan, sikap menolak paham lain, dan kebengisan yang menindas. Meski pun demikian Juru-selamat tidak berusaha mengadakan pembaharuan sipil. Ia tidak menyerang kejelekan dalam kebiasaan nasional, atau pun mempersalahkan musuh-musuh bangsa. Ia tidak mencampuri kekuasaan atau jabatan orang-orang yang memegang tampuk pemerintahan. Ia yang menjadi teladan kita menjauhkan diri dari pemerintahan duniawi. Bukannya sebab Ia bersikap acuh tak acuh terhadap derita manusia, melainkan sebab penawarnya bukannya terdapat hanya dalam tindakan manusia atau secara lahiriah. Supaya berhasil baik, penawar itu harus mencapai manusia secara pribadi, dan harus membaharui hati.

Pekerjaan Tuhan Tidak Bergantung Pada Keputusan Politik
Bukannya oleh keputusan pengadilan atau dewan atau majelis pembuat undang‑undang, bukannya oleh wewenang orang‑orang besar di dunia kerajaan Kristus itu didirikan, melainkan oleh menanamkan sifat Kristus dalam manusia dengan pekerjaan Roh Kudus. "Tetapi seberapa banyak orang yang menerima Dia, kepada mereka itulah diberi‑Nya hak akan menjadi anak‑anak Allah, yaitu kepada segala orang yang percaya akan nama‑Nya; yang kejadiannya bukan daripada darah, dan bukan daripada tabiat tubuh, dan bukan daripada kehendak seorang laki‑laki, melainkan daripada Allah." Yoh. 1:12, 13. Di sinilah satu‑satunya kuasa yang dapat mengerjakan pengangkatan derajat umat manusia. Dan alat yang digunakan oleh manusia untuk melaksanakan pekerjaan ini ialah mengajar dan mempraktekkan sabda Allah.

Pekerjaan Kristus Tidak Membutuhkan Sokongan Duniawi
Sekarang, sebagaimana pada zaman Kristus, pekerjaan kerajaan Allah bukannya terdapat pada mereka yang menuntut pengakuan dan sokongan dari pemerintah duniawi dan undang-undang manusia, melainkan terdapat pada mereka yang menyatakan kepada orang banyak dalam nama Nya tentang kebenaran rohani yang akan bekerja pada orang-orang yang mendapat pengalaman seperti Paulus: "Ada pun hidupku ini bukannya aku lagi, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku." Gal. 2:20. Dengan demikian mereka akan bekerja seperti Paulus untuk membawa kebaikan kepada sesama manusia. Ia berkata, "Sebab itu kami menjadi utusan bagi pihak Kristus, seolah olah Allah minta dengan lidah kami. Maka kami mintalah bagi pihak Kristus: Biarlah kamu diperdamaikan dengan Allah!" 2 Kor. 5:20.[4]




[1]Ellen G. White, Nasehat Bagi Sidang (Bandung: Indonesia Publishing House, 1998), 456-457.
[2]Ellen G. White, Pelayan Injil (Bandung, Indonesia Publishing House, 2012), 340.
[3]Ellen White, Testimonies For The Church Vol. 9, hal 2018-2019.
[4]Ellen G. White, Kerinduan Segala Zaman, Pasal 55, Paragraf 13-16

0 Response to "KUMPULAN KUTIPAN ROH NUBUAT MENGENAI POLITIK"

Post a Comment