"Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, n sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati." (Matius 10:16)
Khotbah Harus Menyajikan Pengetahuan Alkitab, Tanpa Cerita Lelucon.
Pemberitaan firman harus menghimbau orang untuk pandai dan harus memberi pengetahuan, tetapi hal itu harus melakukan lebih banyak dari pada ini. Perkataan pendeta supaya berhasil harus mencapai hati para pendengarnya. Ia tidak boleh menyertakan cerita-cerita lelucon dalam khotbahnya. EGW-Pelayan Injil, hal 133.
Khotbah Harus Memberikan Pengetahuan Kepada Pendengar Mengenai Apa Yang Harus Dilakukan Supaya Selamat.
Banyak dari antara mereka, yang dilayani pekerja kita tidak mengetahui kebenaran Alkitab dan tuntutan Allah, serta pelajaran paling sederhana tentang kesalehan yang praktis datang kepada mereka sebagai penyataan yang baru. Orang-orang ini perlu mengetahui kebenaran itu, dan waktu melayani mereka, pendeta tidak bolehmenempuh jalur pemikiranyang secara sederhana akan menyenangkan mimpi atau memuaskan rasa ingin tahu. Sebaliknya ia akan memecah memecahkan roti untuk jiwa yang kelaparan ini. Ia tidak boleh mengkhotbahkan sebuah khotbah yang tidak menolong para pendengarnya untuk melihat lebih jelas apa yang mereka harus perbuat supaya selamat. EGW-Pelayan Injil, hal 135.
Tolonglah mereka supaya mengerti apa kebenaran itu; pecah-pecahkan roti hidup bagi mereka; arahkan perhatian mereka kepada persoalan penting. 136.
Sampaikan Kebenaran Dengan Tajam!
Pelayan Allah harus mengangkat suara seperti terompet, dan menunjukan orang banyak pelanggaran mereka. Khotbah-khotbah halus yang sering dikhotbahkan tidak membuat kesan yang tahan lama. Manusia tidak ditembusi sampai kehati, oleh sebab kebenaran-kebenaran yang jelas tajam tidak disampaikan kepada mereka. EGW-Pelayan Injil, hal 131-132.
Perkataan Kristus sama tajamnya dengan Anak panah, yang menembus dan melukai hati para pendengar-Nya. Setiap kali ia berbicara kepada orang banyak apakah pendengar-Nya banyak atau sedikit perkataan-Nya memberi pengaruh yang menyelamatkan kepada jiwa seseorang. EGW-Pelayan Injil, hal 133.
Jika Fokusnya Skill Berbicara Maka Khotbah Hanya Akan Membangkitkan Emosi Pendengar, Bukan Pertobatan.
Barang
siapa dalam berkhotbahnya membuat kepandaiaan berbicara menjadi
tujuannya yang tinggi, akan menyebabkan orang lupa akan kebenaran yang
tercampur dengan pidatonya. Bila mana emosi sudah berlalu, akan teryata
bahwa firman Allah tidak terikat pada pikirannya, atau memperoleh
pengertian. EGW-Pelayan Injil, hal 135.
Hal-Hal Lain Yang Tidak Boleh Dilakukan Dalam Berkhotbah.
Ia harus memberitakan firman Tuhan itubukan pengajaran dantradisi manusia, bukan cerita dongeng yang menyenangkan atau kisah-kisah yang menegangkan, untuk menggerakkan kayalan dan membangkitkan emosi. Tidak boleh meninggikan dirinya sendiri… tidak boleh ada kesembronoan, tidak boleh tidak ada yang tidak berguna, tidak boleh ada penafsiran yang bersifatfantasi, pendeta harus berbicara dengan sungguh-sungguh dan ketekunan yang dalam, sebagai suara dari Allah yang menyingkapkan Kitab yang kudus. EGW-Pelayan Injil, hal 130.
Sumber: White, Ellen G. Pelayan Injil. Bandung: Indonesia Publishing House, 2012.
0 Response to "PRINSIP-PRINSIP BERKHOTBAH MENURUT ELLEN G. WHITE."
Post a Comment