-->

BENARKAH ORANG BERDOSA HIDUP BAHAGIA SEDANGKAN ORANG BENAR HIDUP MENDERITA?

Panggilan menjadi orang benar seringkali disebut sebagai panggilan untuk hidup menderita (1 Petrus 2: 21). Tuhan tidak menjanjikan kehidupan orang benar akan terbebas dari penderitaan.

Dalam dunia yang berdosa ini semua orang tidak mungkin terhindar dari penderitaan, tidak perduli apakah mereka orang benar, pengikut Allah maupun orang berdosa.

Bukan hal yang baru lagi, jika kehidupan orang benar sering digambarkan dengan kehidupan yang dipenuhi dengan pencobaan, kesedihan, dan duka cita.

Orang benar seringkali terlihat hampir tidak memiliki hal yang menyenangkan. Seolah-olah ditunjukkan, jika mereka mau meninggalkan iman dan usaha untuk meraih hidup kekal, maka kehidupan mereka akan berubah menjadi kehidupan yang bahagia dan menyenangkan.

Justru sebaliknya, sering kali kehidupan orang berdosa digambarkan dengan kehidupan yang bahagia sebab dipenuhi dengan kesenangan-kesenangan duniawi.


Tetapi mari kita membandingkan kehidupan orang berdosa dan orang benar.

  1. Orang Benar dan Orang Berdosa Sama-Sama Tidak Terhindar Dari Masalah, Lalu Apa Bedanya?


Dalam pikiran orang berdosa, tidak ada keinginan untuk menyenangkan hati Allah. Memang benar jika ada banyak di antara mereka yang terlihat takut terhadap Allah, tetapi mereka sesungguhnya tidak mengasihi Allah, oleh sebab itu mereka tidak akan pernah memperoleh pengertian yang benar mengenai Allah.

Hal inilah yang menyebabkan orang berdosa pada saat mereka tertimpa pencobaan, penderitaan, dan duka cita, mereka tidak dapat melihat bahwa ada Allah yang penuh kasih dan siap menopang hidup mereka di tengah-tengah keburukan dunia.

Orang benar dan orang berdosa sama-sama tidak akan terbebas dari kekecewaan, kebimbangan, kerugian duniawi, kemiskinan dan tekanan hidup, tetapi dalam hal ini orang berdosa tidaklah lebih aman dari pada orang benar.

Pada saat orang berdosa menderita tidak ada kasih karunia yang menolong mereka.
Pada saat orang berdosa dihadapkan dengan pencobaan dan gejolak hidup, mereka harus menanggungnya dengan kekuatannya sendiri yang sangat terbatas, sedangkan semua itu hanya bisa ditanggung dengan kuasa Ilahi, tidak jarang mereka menderita dalam keputusasaan.

2. Orang Benar dan Orang Berdosa Sama-Sama Tidak Terhindar Dari Kematian, Lalu Apa Bedanya?


Demikian juga pada saat mereka dihadapkan dengan penyakit yang mematikan, di ujung akhir hayat mereka, mereka tidak akan sabar untuk menunggu hari kebangkitan dan pelepasan, sebab mereka tidak memiliki pengharapan mengenai hal tersebut.

Mereka tidak memiliki penghiburan mengenai janji Allah yang ada di masa mendatang, yang mereka lihat hanyalah ketidakpastian yang sangat menyiksa. Dalam keadaan yang seperti inilah mereka menutup kisah hidup mereka.


Bagi orang berdosa kematian menjadi akhir dari segala-galanya, akhir dari kesenangan-kesenangan yang sia-sia.

3. Orang berdosa memiliki ke-bahagiannya sendiri tetapi tidak memiliki damai dalam hati dan harapan untuk menanti hidup kekal.


Berbeda dengan kehidupan orang benar. Walaupun mereka menjadi sasaran kebencian, pencobaan, penderitaan, kekecewaan, tekanan hidup, dan kemiskinan, tetapi orang benar memiliki kasih yang sejati terhadap Allah. Orang benar memiliki kesukaan untuk menuruti kehendak Allah dan bagi mereka inilah hal yang utama, sehingga mereka memiliki pengertian yang benar mengenai kehendak Allah. Sehingga dalam pencobaan dan gejolak hidup mereka masih memandang bahwa ada Allah yang maha kuasa yang penuh kasih dibalik kejadian yang menimpa mereka.

Orang benar mengetahui bahwa ketika mereka berteriak minta tolong ke pada Allah, maka mereka akan didengar oleh Allah mereka.  Mereka percaya bahwa Allah yang mereka sembah akan datang menyejukkan hati orang yang menderita.  Mereka mengetahui bahwa Allah mereka pernah berfirman, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Matius 11: 28).

Di tengah-tengah penderitaan, orang benar mendapatkan penghiburan yang besar dan mendapat damai yang datangnya dari Allah. Mereka menghadapi setiap gejolak hidup dengan kuasa yang tidak terbatas, sebab Allah bersama dengan mereka.

Demikian juga apabila mereka dihadapkan dengan kematian, maka mereka dapat menanggung semua itu dengan suka cita, sebab mereka sedang bersama-sama dengan penebus mereka yang telah berjanji bahwa, "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya.” (Yohanes 11: 25).


Kematian orang benar bukan akhir dari segala-galanya tetapi akhir dari penderitaan yang juga merupakan peristirahatan yang bahagia dalam menanti datangnya hidup kekal.


Jadi tidak heran jika orang-orang benar akan dapat berkata, “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.” (Mazmur 23: 4).

0 Response to "BENARKAH ORANG BERDOSA HIDUP BAHAGIA SEDANGKAN ORANG BENAR HIDUP MENDERITA?"

Post a Comment