-->

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM PENGINJILAN

Komunikasi antar pribadi mempunyai potensi yang besar dalam mempengaruhi atau membujuk orang lain.


Komunikan dapat menggunakan kelima alat indera mereka untuk memberikan ransangan sebagai daya bujuk pesan yang dikomunikasikan kepada komunikan. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi antar pribadi lebih efektif jika dibandingkan dengan komunikasi melalui media massa seperti surat kabar, televisi, ataupun lewat teknologi tercanggih pun.


 Hal itu dikarenakan di dalam komunikasi antar pribadi yang baik, akan tercipta sensitifitas, keterbukaan, penerimaan, dan kepercayaan antara satu dengan yang lain.

Komunikasi tatap muka ini akan membuat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya. Oleh sebab itu komunikasi antar pribadi yang baik perlu dikembangan didalam kehidupan manusia.  Komunikasi antar pribadi yang baik perlu dikembangkan di rumah, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat , di dalam gereja, dan di mana saja, dalam semua hal terutama dalam penginjilan  keluar gereja.



Alkitab menceritakan banyak hal tentang proses komunikasi dalam penginjilan, di mana seorang penginjil sejati akan dapat dengan mudah menemukan cara-cara yang baik dalam mengabarkan firman Tuhan.  

Yesus, para nabi dan para rasul memberikan contoh yang sangat berharga bagi para penginjil masa kini, dalam menggunakan komunikasi antar pribadi yang baik di dalam penyebaran injil. 

 Dengan demikian melalui makalah ini penulis akan menjelaskan langkah-langkah komunikasi antar pribadi dalam penginjilan, dan penulis akan mencantumkan contoh-contoh peristiwa yang ada di dalam  alkitab.

A.    PENDEKATAN PRIBADI

Komunikasi yang baik  juga akan menciptakan kedekatan antar pribadi didalam sebuah penginjilan.  Kedekatan antar pribadi di dalam sebuah penginjilan sangat dibutuhkan untuk mempermudah pengajaran firman Tuhan.  Keakraban antara penginjil dengan target penginjilan akan sangat mempengaruhi tingkat kesuksesan dari penginjil itu.  Berikut langkah-langjah dan tips untuk membangun kedekatan pribadi.

a.       Topik sederhana

Tidak akan ada komunikasi, tanpa ada yang memulai pembicaraan.  Seorang penginjil yang menemui orang yang tak dikenal, dapat menggunakan berbagai hal yang sederhana untuk memulai pembicaraan. Topik yang sederhana di waktu yang tepat akan dapat diubah untuk menjadi suatu hal yang dapat menarik perhatian.  Tuhan Yesus  dengan ramah, mendekati wanita Samaria dan berkata “Berilah Aku minum” (Yohanes 4:7).  Tuhan memanfaatkan keadaannya yang sedang merasa kehausan  untuk mengenal wanita samaria itu lebih dalam.  Dengan menghilangkan persepsi buruk yang selama ini di anut orang yahudi terhadap orang samaria, Ia menggugah hati wanita itu.  Wanita samaria itu berkata, “masakan engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku,seorang Samaria.” (Yohanes 4:9).  Ia membangkitkan rasa penasaran terhadap wanita itu, untuk  menarik perhatiannya sebelum memasuki pembicaraan yang lebih serius.

b.      Topik umum

Untuk membangun komunikasi yang menarik dengan komunikan, seorang komunikator dapat menggunakan  topik pembicaraan umum yang sesuai dengan yang di kuasai dan di minati oleh lawan bicara, supaya dapat dengan mudah mengkomunikasikan maksud dan tujuan yang diinginkan.

Tuhan Yesus mempunyai pengetahuan umum yang luar biasa, ia berbicara tentang air dan melalui filosofi tentang air Ia memberikan pelajaran yang luar biasa, diamana Ia adalah air hidup (Yohanes 4:10,13-15).   Dalam peristiwa yang lain, Dia berbicara tentang burung, tanaman, biji sesawi, petani, tentara, olahragawan dan lain-lain. Demikian juga bagi para pekabar injil masa kini, harus dapat memahami perlunya  pengetahuan umum dalam penginjilan.  Mungkin melalui, majalah, buku-buku, televisi dan internet bisa dijadikan nara sumber yang baik.

c.       Memenangkan dengan pujian

Mengingat orang cenderung tidak suka dikritik dan orang akan cenderung bersifat membela diri sebagai ganti pengakuan atas kesalahan.  Yesus sebaliknya memuji sebagai pendahuluan dalam menyampaikan kritikan. Hebatnya, pujian itu menyadarkan dosa lawan bicara.  “Tepat katamu, bahwa engkau tidak bersuami, dan dalam hal ini engkau berkata benar” (Yohanes 4:17).  Dia tidak berkompromi dengan dosa, tetapi dengan cara yang halus dia menelanjangi dosa.
Tuhan Yesus memuji di saat perempuan samaria itu belum mencapai suatu hal yang baik. Demikianlah penginjil modern seharusnya, di mana harus  dapat memahami posisi seseorang yang masih di dalam proses menuju kebaikan.  Tingkat kemajuan yang walaupun hanya sedikit harus dipandang sebagai hasil yang layak dipuji.  Orang yang murah dalam hal memuji tidak akan kesulitan untuk mendapatkan banyak teman dan memenangkan jiwa.

Menyatakan kesalahan atau kritikan terhadap orang adalah suatu hal yang tidak bisa dihindarkan oleh seorang penginjil yang mengabarkan kebenaran.  Dengan demikan seorang penginjil masakini harus mempunyai tehnik yang memadai dalam menyatakan dosa atas kesalahan terhadap orang lain.  Tehnik yang baik dapat menghindarkan rasa sakit hati atau sikap membela diri dari orang tersebut.

  d.      Sikap Membuka diri.

Memberikan informasi pribadi yang benar akan mempermudah untuk meraih simpati dan empati dari lawan bicara yang tepat.  Dengan hal itu seorang komunikan akan dapat dengan sukses mendekati lawan bicara dan memebentuk sikap saling percaya.  Sikap membuka diri yang tepat biasanya dilakukan dengan penuh kasih dalam menanggapi situasi dan keadaan yang terjadi dengan reaksi yang menyenangkan lawan bicara.  Biasa seorang penginjil tidak segan-segan membatu target penginjilan dalam berbagai keadaan.

Pekabaran kasih Tuhan haruslah yang utama dalam praktek pekabaran injil (2 Korintus 5 : 14). Hanya dengan kasihlah manusia dapat saling menerima satu sama lain.  Seorang penginjil harus memahami kasih Tuhan dan mempraktekan perwujudan dari buah-buah Roh sebagai landasan dalam Tugas suci penginjilan.  Kasih adalah motifasi yang taktergantikan dalam penginjilan dan oleh karena motifasi yang benar inilah seorang komunikan akan dapat membuka diri dengan baik.

B. MEMBERIKAN PENGETAHUAN ALKITAB

Seorang penginjil harus mempunyai pendekatan alkitabiah yang memadai.  Cara yang paling efektif adalah dengan hidup berdampingan target penginjilan, kemudian menceritakan Injil kepadanya.  Yesus memakai cara ini pada saat Ia dalam perjalanan menuju ke Emaus (Lukas 24:13-35).  Yesus berjalan berdampingan dengan 2 orang yang sedang berbicara tentang arti penyaliban Yesus dan tentang kebangkitan-Nya.  Dia ikut berbicara dengan mereka. Yesus mengarahkan percakapan dari hal yang sederhana, dan menarik untuk memasuki pengetahuan  akan firman Allah.  Di mulai dari kisah yang ditulis oleh musa dan nabi-nabi perjanjian lama, Tuhan Yesus memberikan pelajaran tentang Mesias.  Melalui cara itulah Yesus berkomunikasi, dari waktu ke waktu dalam pelayanan-Nya di bumi.

Sama halnya dengan Filipus. Terinspirasi oleh maha guru yang telah mengajarnya, ia melakukan hal yang serupa (Kisah Para Rasul 8:26-40).  Allah memanggil dia untuk pergi ke padang gurun dekat Gaza.  Ketika sedang berjalan, Filipus mendekati seseorang yang sedang mengendarai kereta.  Orang itu sedang membaca dari kitab nabi Yesaya dan mempunyai beberapa pertanyaan.  Dia mengundang Filipus untuk naik ke keretanya.  Filipus mengambil kesempatan itu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan orang tersebut.  Lalu dia mengarahkan percakapan itu kepada Kabar Baik.  Seperti Yesus, Filipus secara harfiah telah berjalan berdampingan dengan orang yang diinjili olehnya dan memberikan pengetahuan yang benar mengenai firman Tuhan.

Adalah hal penting dalam melakukan pengajaran alkitab, seorang penginjil harus mampu memasuki dialog dengan percakapan dua arah, bukan monolog yaitu percakapan satu arah, atau memberi ceramah.  Akan lebih baik jika pekabar injil dapat mendengarkan mereka terlebih dahulu, dan  berusaha untuk mengerti keadaan mereka.  Menempatkan diri sebagai seseorang yang sedang belajar memahami posisi orang lain. Setelah mendengarkan dan mengerti, maka Injil kebenaran Allah akan dapat diungkapkan secara lebih tepat.

Lebih lanjut, dari pengalaman praktis, Dale Camegie menambahkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi seperti, taruhlah minat pada lawan bicara, berkomunikasilah dengan telinga, jangan banyak bicara, jadilah pendengar yang baik dengan tidak memotong pembicaraan, menggurui atau mengalihkan topic, memanggil nama dan lain sebagainya.  Dale Carnegie. How to win friends And Influence People.

C.     DOA DAN KUASA ROH KUDUS.

Pada saat Tuhan Yesus bertemu dengan wanita sama ria itu, Yesus dapat mengetahui keadaan wanita Samaria itu yang telah “kumpul kebo” dan sudah pernah mempunyai lima suami, melalui cara pandang dengan kuasa-Nya.  Betapa dahsyatnya apabila seorang komunikator, bila memiliki karunia-karunia yang Tuhan sudah janjikan terhadap para muridnya (Kis 1:8).  Tentu saja tidak ada jalan pintas, kecuali kita harus membangun hubungan dengan Tuhan dan mengalami kepenuhan Roh Kudus.  Sehingga dengan kuasa dalam berkomunikasi yang Yesus lakukan, Tuhan Yesus dapat membuat wanita Samaria itu terkagum-kagum mengakui Dia sebagai Nabi (Yohanes 4:19) dan menjadi saksi yang luar biasa ( Yohanes 4:28,29,39)

Penginjilan merupakan bagian dari peperangan rohani yang besar.  Sebelum masuk dalam peperangan, tentara-tentara harus memiliki senjata yang tepat dan ampuh.  Paulus membuat daftar beberapa peralatan butuhkan dalam Efesus 6.   Ketika semua perlengkapan perang itu sudah siap untuk dipakai dan semua tentara sudah siap untuk berperang, maka itulah waktu yang tepat untuk berdoa.  Maksudnya, doa adalah tempat untuk menghadapi musuh.  Medan peperangan ada di dalam doa.  Yakobus menyatakan bahwa doa orang benar sangat berkuasa dan efektif (Yakobus 5:16b).  Kebenaran adalah perkara menaati Allah dan hidup dalam kekudusan, maka di dalam doa kita dapat mengatasi semua perlawanan musuh.

D.     KESIMPULAN

Seorang penginjil yang bertindak sebagai komunikator, harus mempunyai kemampuan komunikasi interpersonal, pengetahuan umum, pengetahuan Alkitab dan perlengkapan rohani yang memadai, untuk menunjang pekabaran kebenaran firman Tuhan.  Pengetahuan dan keahlian dalam berkomunikasi adalah suatu hal yang tidak mudah didapat.  Untuk mencapai hal ini pekerja injil membutuhkan latihan dan ketekunan yang terus menerus.  Tentu saja ini adalah karunia rohani yang harus dibangun bukan berdasarkan kekuatan manusia saja, tetapi dibagun melalui kuasa Roh Kudus.  Demikian article ini disusun dengan harapan dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

0 Response to "KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM PENGINJILAN"

Post a Comment